Pertama ke (di) NTSUT Taipei

Penerbangan kali ini adalah penerbangan terlama bagiku, pinggangku sampai terasa sangat sakit karena kurang minum. Stok air minum dari Indonesia ternyata sudah habis, ditambah lagi dengan perut yang sudah mulai kelaparan. Rencananya demi menghemat pengeluaran tidak akan membeli apa-apa di pesawat. Apa daya, tak sanggup lagi menahan pinggang yang hampir patah, dengan sedikit terpaksa aku pun membeli minuman dan makanan dalam pesawat. Minuman berwarna orange bernama minute pulpy buatan malasya dan crackers ritz buatan indonesia pun aku santap, harganya NT$132. Sebelumnya saya ragu apa bisa pake Taiwan Dolar? akhirnya kutanyakan sama pramugari yang lumanyan cantik itu. “Miss, Can I use Taiwan dollar?” “Yes” jawabanya singkat. kubayarkan minuman dengan lembaran uang NT$500, Eh, ternyata kembaliannya dibuat dalam ringgit Malasya. Mau dipake dimana nih uang?, pikirku. Yah sudahlah, hitung-hitung jadi koleksi, jawabku lagi.

Kira-kira satu jam kemudian diberitahukan bahwa pesawat akan segera mendarat di Taoyuan Airport. Syukurlah,pikirku, mengingat untuk segera menghilangkan rasa pegal di pinggangku. Kami pun turun dari pesawat, segera menuju bagian imigrasi untuk dapatkan cap untuk visa, Sebelumnya saya telah mengisis formulir Visitor yang dibagikan pramugari dengan pulpen pinjaman dari warga negara korea selatan. Tuck! suara stempel pun berbunyi, tandanya visaku telah dicap.

aku berjalan dengan pura-pura tau kemana tujuan, saat itu hendak ke tempat pengambilan bagasi, kuikuti rombongan paling ramai, eh, rupanya orang-orang yang datang dari hongkong. Aku pun mulai bingung, saya melihat ada 1-6 rool pengambilan bagasi, tapi tidak tahu entah yang mana, akhirnya kulihat sebuah layar LCD yang menunjukkan tempat pengambilan bagasi penumpang AirAsia adalah di no 7. Wah, makin bingung lagi saya. Sepenglihatanku tidak ada No 7. Dengan wajah yang tetap pura-pura tahu saya pun sedikit berkeliling, rupanya ada sekat pemisah yang membuat roll no 7 dan 8 tidak langsung terlihat. Singkatnya bagasi pun saya ambil.

Menuju pintu keluar, saya mendapat telephone, yang ternyata dari teman saya yang menjemput. “Sebentar bro, sudah mau keluar ini”, jawabku. Aku berjalan ke arah kiri, namun tak melihat wajah mereka,lalu perputar kembali. kulihat mereka tampak belakang, tetapi dari rambut keriting dan tubuh yang mirip denganku (sama-sama kurus) dengan mudah saya mengenalinya. Aku pun menemui mereka, berbincang sebentar dan berfoto.

Kami pun menuju loket pembelian tiket bus menuju Taipei, harnya NT$125 per orang, jika dirupiahkan kalikan saja dengan 325. Kami pun memasuki bus, dan segera menuju ke Taipei. disini layanan angkutan masal sangat baik. Maka pantas saja, kita tidak akan menemukan kemacetan yang luar biasa seperti halnya di Jakarta. Perjalanan dari bandara memakan waktu 1 jam, tetapi karena cerita yang cukup panjang tetang berbagai hal tidak terasa sudah tiba. Kami harus melanjutkan perjalanan menuju Gongguan (kalau tidak salah menuliskannya) tempat kampus National Taiwan University Science and Technology (NTUST) berada, dengan koin seharga 16 dolar anda telah bisa menaiki kereta monorel dengan tujuan yang sama.

Tiba di Gongguan kami pun berjalan kaki menuju Asrama yang letaknya berada di kampus NTUST. Kami pun melawati kampus NTU yang merupakan universitas terbaik di Taiwan yang ketepatan berdampingan dengan kampus yang kami tuju. Kampus NTUST tidak terlalu besar, tetapi punya penataan yang patut diapresisasi. Tiba di dorm office kami pun disambut dengan bahasa mandarin. Jelas aku tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Saya pun hanya melihat dan membiarkan abang yang menemani untuk menyelesaikan pembicaraan. Dari sepanjang pembicaraan itu hanya satu kata yang saya mengerti, Xiexie. Menuju asrama pria saya pun sedikit heran. Dari sekian banyak kamar di dorm ini, rasanya kok sedikit penghuni. Saya bandingkan rumah kost-kost an di medan jika punya kamar sebegitu banyak maka pasti akan sangat ribut. Di sini saya tidak melihat orang pada lalu lalang, atau main-maing gitar, atau main-main catur.

Menurut penuturan teman sekamar, rupannya mahasiswa disini sering menhabiskan waktu di laboratorium lalu pulang ke asrama di tengah malam atau bahkan sampai dini hari. waktu bangun pagi disini adalah sekitar pukul 08.00-10.00, dan waktu masuk kuliah biasanya sekitar pkl 09.30. Saya pun menempati kamar baru saya, dengan tempat tidur di atas,yang berada di atas meja belajar, menyatu dengan lemari pakaian dan rak buku. Lalu saya bereskan semua barang-barang dari Indonesia.

Sekarang waktunya makan malam. Para mahasiswa biasanya makan di kantin asrama. katanya kantin asrama ada dua, perbedaanya ada yang memberikan nasi tambah gratis dan ada yang harus bayar. Tentu saja kami pilih yang memberikan nasi tambah gratis. Dengan sedikit bingung saya memilih lauk yang akan di makan, berbeda dengan rumah makan di indonesia yangdidominasi bumbu, di kantin ini sepertinya semua masakan tampak tak berbumbu, tetapi terlihat alami dan segar. Pilihan lauk juga banyak, dari telor sampai daging babi pun ada disini. Anda bisa saja menikmati semua, tetapi hati-hati dengan bayaran yang akan membengkak. Usai memilih lauk, dan sayuran, makanan pun ditimbang, saya membayar NT$47 pada saat itu, dengan menu satu paha ayam,beberapa sayat daging babi, campuran sayur jamur dan sayuran hijau lain. Disini semua serba pake mangkok, nasi dan air minum akan dibuat di mangkok, jadi saya pun harus makan nasi dengan menggunakan mangkok dibantu sumpit. Wah, untung saja pernah makan mi babi dengan sumpitnya di Medan, sehingga sudah terbiasa, ungkapku sama teman di depan.

Seusai makan, saya pun mandi di kamar mandi umum di asrama pria. Kita dapat menggunakan air hangat atau dingin, tetapi jika anda dari Indonesia akan merasa aneh, karena toilet tidak dilengkapi dengan air untuk mencuci, yang ada hanya untuk bilasan toilet. Pilihanya, kita dapat menggunakan tissue saja,atau anda membawa ember atau gayung, atau pergi ke tempat mandi hanya untuk membersihkan diri.

Yah, demikianlah cerita pandangan pertama saya disini, semoga bermanfaat.

5 thoughts on “Pertama ke (di) NTSUT Taipei

  1. Tunggu dulu….
    naik pesawat yang sudah lumayan jauh juga gak dikasih minum gratis..?????
    Pelitnya…….

    Like

  2. Mantaps bro. Pengen seperti bro. Kira2 apa ja persiapan untuk bisa ambil kuliah di sana? Trus program beasiswanya buka kpan ja? Trims

    Like

Leave a comment